Minggu, 16 November 2008

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

2.1. Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.1. Pengertian
Model pembelajaran kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama-sama dalam mencapai tujuan bersama. Anita Lie (2002) , mengatakan bahwa Model pembelajaran ini lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena belajar dalam model pembelajaran kooperatif harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif. Selanjutnya Ardana (2007) mendefinisikan pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang sukses meng-gunakan kelompok kecil, dengan kemampuan siswa yang berbeda (heterogen), menggunakan berbagai aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pokok bahasan yang dipelajari.
Menurut Thomson dan Smit (dalam Tanwey Gerson Ratumanan, 2002) pembelajaran kooperatif dilaksanakan oleh siswa yang bekerja saama dalam kelompok-kelompok kecil un-tuk mempelajari materi akademik dan ketrampilann antar pribadi. Anggota-anggota kelom-pok bertanggung jawab tidak hanya untuk pelajaran yang diajarkan tetapi juga bertanggung jawab membantu teman dalam kelompok untuk meraih prestasi. Model pembelajaran koope-ratif membantu siswa dalam memecahkan berbagai masalah yang ditemuinya selama pembe-lajaran. Hal ini karena siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan masalah materi pelajaran. Siswa yang kurang berminat menjadi lebih bergairah dalam belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru, tetapi dapat juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Seperti diungkapakan Oleh Anita Lie (2002) bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif dari pada pengajaran oleh guru.
2.1.2. Tujuan
Ada tiga tujuan penting pembelajaran kooperatif ( dalam Pelatihan Pembelajaran Kontekstual Depdikbud Prop. Jatim, 2003) adalah :
a. Hasil belajar akademik.
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatakan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Model kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit.
b. Penerimaan terhadap keragaman
Model kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
c. Pengembangan ketrampilan sosial
Model kooperatif bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa. Ketrampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif anatara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
1.1.3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Ciri-ciri pembelajaran Kooperatif ( dalam Pelatihan Pembelajaran Kontekstual Depdikbud Prop. Jatim, 2003) adalah
a. Untuk menuntaskan materibelajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.
b. Kelompok siswa dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar tiap kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran koope-ratif dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan minat belajar siswa, karena dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran ini dapat mengembangkan po-tensi siwa secara oiptimal karena siswa mempunyai tanggung jawab penuh terhadap tugas yang diberikan oleh guru.

2.2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
2.2.1. Pengertian
Metode jigsaw ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan.
Menurut Arends, RI, 1997 (dalam Wirta:2003) pengertian pembelajaran jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4 sampai 6 orang siswa. Materi akademik disaji-kan dalam bentuk teks dan setiap siswa bertanggung jawab atas penugasan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian materi tersebut kepada anggota tim lain. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa diberi kesem-patan untuk berkolaborasi dengan teman lain dalam bentuk diskusi kelompok memecahkan suatu permasalahan.
Setiap kelompok memiliki kemampuan akademik yang heterogen sehingga akan terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, dua atau tiga siswa berkemampuan sedang, dan seorang siswa berkemampuan kurang.

2.2.2. Langkah-langkah Pembelajaran kooperatif Tipe jigsaw
Langkah- langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
a. Kelompok Asal (Base Group)
1) Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4 – 6 orang
2) Bagikan materi atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan
3) Masing-masing siswa dalam kelompokmendapat tugas atau materi yang berbeda dan memahami informasi yang berada di dalamnya.
b. Kelompok Ahli (Expert Group)
1) Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki tugas/ materi yang sama dalam satu kelompok
2) Dalam kelompok ahli ini guru menugaskan siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan materi atau tugas yang menjadi tanggung jawab siswa.
3) Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari materi atau tugas yang telah dipahami kelompok asal.
4) Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing siswa kembali ke kelompok asal.
5) Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyam-paikan hasil dari tugas di kelompok ahli.
6) Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan mempresentasikan di depan kelas. (Depdiknas dalam Asih, 2008).
Langkah –langkah di atas sama seperti pendapat Stahl dan Aronson, Elliot (dalam Wirta:2003) yang membagi menjadi 7 fase yaitu:
Fase 1. Menyampaikan tujuan dan memotifasi siswa.
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut. Dan memotifasi siswa untuk belajar.
Fase 2. Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jelas menyuguhkan ber-bagai fakta, pengalaman, fenomena fisis yang berkaitan langsung dengan materi.
Fase3. Kelompok Dasar/Asal atau Base Group.
Siswa dikelompokkan menjadi kelompok asal/dasar dengan anggota 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik yang heterogen. Setiap anggota kelompok diberikan sub pokok bahasan/topik yang berbeda untuk mereka pelajari.
Fase 4. Kelompok Ahli atau Expert Group.
Siswa yang mendapat topik yang sama berdiskusi dalam kelompok ahli.
Fase 5. Tim ahli kembali ke kelompok dasar.
Siswa kembali ke kelompok dasar/asal untuk menjelaskan apa yang mereka dapatkan dalam kelompok ahli.
Fase 6. Evaluasi
Semua siswa diberikan tes meliputi semua topik.
Fase 7. Memberikan Penghargaan
Guru memberikan penghargaan baik secara individual maupun kelompok.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di atas dapat digambarkan sebagai berikut:










Keterangan:
Siswa di kelompokkan menjadi kelompok asal, kemudian setiap kelompok diberi-kan topik yang berbeda untuk dipelajari. Siswa dari kelompok asal dengan topik yang sama dipertemukan dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Para ahli kemudian kembali ke kelompok asal mereka msing-masing dan mengambil giliran untuk mengajar anggota kelompoknya tentang topik mereka.

2.2.3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Kaitannya dengan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa
Menurut Hudoyo (dalam Aryani Sri,2003) bahwa mengajar matematika bukan hanya memberi informasi, memerintah atau membiarkan siswa belajar sendiri melainkan memberi kesempatan kepada yang diajar untuk mencari, ber-tanya, menebak, menalar dan bahkan mendebat. Untuk mewujudkan kondisi ter-sebut, dalam mengajar matematika diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pem-belajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini siswalah yang secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri. Dengan memberikan siswa bekerja secara aktif dalam proses pembelajaran matematika berarti memberikan kesempatan yang luas untuk menggunakan kemampuan dalam mengembangkan keahlian matematikanya.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mempunyai kaitan dengan teori Piaget. Teori Piaget mengatakan bahwa siswa sendirilah yang aktif mem-bangun (mengkonstruksi) pengetahuannya. Model ini juga menekankan aktivitas siswa di dalam menemukan konsep-konsep yang dipelajari dan guru hanya ber-peran sebagai fasilitator dan motivator.
Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti: siswa tidak mengerjakan pelajaran lain, tidak terpengaruh situasi di luar kelas, siswa mendengarkan arahan dari guru, bertanya atau menjawab pertanyaan guru, mengerjakan tugas dalam kelompok dengan sungguh-sungguh dan seksama, mengemukakan pendapat dalam diskusi, saling membantu antar anggota, memperhatikan penjelasan yang dianggap penting dari guru atau siswa lain, merespon atas stimulus yng diberikan guru dan tidak tampak bosan waktu pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran matematika yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah jigsaw menyebabkan siswa akan merasakan manfaat langsung dari matematika itu sendiri. Hal ini meningkatkan motivasi siswa dalam belajar mate-matika dan menumbuhkan sikap yang positif terhadap matematika. Dengan demi-kian prestasi belajar siswa akan lebih baik.
















III. SIMPULAN DAN SARAN

3.1. Simpulan
a. Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang meng-gunakan kelompok kecil yang heterogen, menggunakan berbagai aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pokok bahasan yang dipelajari.
b. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas akademik, menerima keragaman teman, serta mengembangkan ketrampilan sosial siswa.
c. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar dalam kelompok hete-rogen dan penghargaan diutamakan pada kerja kelompok.
d. Model pembelajaran jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4 sampai 6 orang siswa, materi akademik disajikan dalam bentuk teks dan setiap siswa bertang-gung jawab atas penugasan bagian materi belajar dan mampu mengajarkannya kepada anggota tim lain.
e. Pelaksanaan model pembelajaran jigsaw adalah dengan pembentukan kelom-pok asal (base group) dan kelompok ahli (expert group). Ketrampilan bekerja dan belajar secara kooperatif dipelajari langsung di kegiatan pada kedua jenis kelompok.
f. Pembelajaran matematika yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah jigsaw akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika dan me-numbuhkan sikap yang positif terhadap matematika sehingga prestasi belajar siswa akan lebih baik.

3.2. Saran
a. Agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang optimal, guru disarankan dapat memilih dan menggunakan strategi yang tepat.
b. Guru disarankan dapat menerapkan model pembelajaran tipe jigsaw
c. Untuk menghindari kegaduhan dan meminimalisir kehilangan waktu, pem-bentukan kelompok direncakan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.
d. Untuk memperlancar jalannya diskusi, disarankan siswa mempersiapkan kelengkapan yang menunjang materi pelajaran yang akan dibahas.





























DAFTAR PUSTAKA



Asih, Ni Luh Sandi. (2008). Penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIIA Semester II SMPN2 Selat Karangasem Bali. Skripsi, Universitas Pendidikan Ganesha.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur. (2003). Materi Pelatihan Pembelajaran Kontekstual. Surabaya: Dinas P dan K

Eviantini, Ni Ketut Yaspidi. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan metode Jigsaw untuk Meningkatan Kualitas Proses dan Hasil Belajar PKn pada Siswa Kelas VIIIE SMPN 1 Sukasada Singaraja. Skripsi,Universitas Pendidikan Ganesha.

Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Nurhadi. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Setyaningsih,N dan Ariyanto. (2006). Aplikasi Pendekatan Model Kooperatif dalam Pembelajaran Matematika. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW